Sabtu, 07 Juli 2012

SAY NO TO KISS AND HUGS

Pacaran ?, Ciuman ?, atau apalah itu yang dianggap oleh para remaja saat ini hal yang biasa. Mungkin bagi kebanyakan orang fenomena tentang pacaran, ciuman, pelukan, dan sejenisnya adalah sesuatu yang biasa dan sangat umum terjadi diantara sepasang kekasih. 


Kebiasaan tersebut muncul karena banyak faktor. Misal saja televisi, internet, pergaulan, dan lain sebagainya. Bagi aku yang bisa dikatakan masih anak muda (udah merasa semakin tua kaleee…) hal tersebut merupakan faktor-faktor yang mempunyai peluang yang sangat besar mencuci otak remaja-remaja di Indonesia. Media yang seharusnya memberikan pendidikan, informasi, dan hiburan yang selayaknya memberikan dampak positif bagi penonton malah memberikan suatu pengaruh negatif yang lambat laun akan menghancurkan Negara ini mulai dari generasi mudanya.
Dulu saat aku masih duduk di sekolah menengah atas, pacaran adalah sesuatu yang harus dilakukan sebagai apresiasi diri bahwa kita mempunyai suatu nilai positif (kebanggaan) bahwa kita masih laku dan layak disukai oleh lawan jenis kita. Meski sebenarnya hal tersebut kurang penting untuk dilakukan karena terkesan dipaksakan oleh keadaan. Bagi aku seusia itu cukup menyenangkan bisa mengalami “pacaran”. Tetapi saat itu aku berpegang teguh pada prinsipku bahwa hanya akan melakukan hubungan pacaran selayaknya persahabatan yang berkomitmen (tidak saling menyakiti dan mengkhianati), tanpa ada embel-embel ciuman ataupun sejenisnya.
“say no to kiss or hugs”, kata-kata inilah yang harus aku taruh dalam-dalam di lubuk hati. Bagiku ketika melakukan hal tersebut sama halnya aku menghancurkan masa depanku dan masa depan cewek yang aku sayangi. Misal ketika aku mencium ataupun memeluknya, sama saja aku mengambil sesuatu yang sangat berharga bagi seorang gadis. Meskipun di penelitian manapun mengatakan mencium ataupun memeluk dan sejenisnya tidak menyebabkan “Kehamilan”, tapi bagiku hal tersebut bukan sebuah patokan yang bisa aku pegang untuk melakukan hal yang aku pikir tidak senonoh.
Dulu aku pernah di olok-olok karena prinsipku itu, ada seorang teman mengatakan “akh… buat apa pacaran kalo kamu g pernah ciuman atau pelukan ?,” ungkapnya dengan sinis.
Tapi aku berbalik bertanya,  “buat apa kamu menyayangi dan mencintai pacarmu, jika kamu sebagai seorang laki-laki yang seharusnya menjaga dirinya dan hartanya yang paling berharga malah merenggutnya meski nyatanya kalian sama mau, tapi apakah kamu bisa jamin dia adalah jodohmu kelak. Apakah kamu pernah membayangkan jika istrimu nanti telah diciumi, dipeluk oleh orang lain, seperti yang kamu lakukan pada pacarmu saat ini ?”.
“Tapi itukan tanda sayang dan cinta ?, memangnya siapa yang peduli dengan semua itu?,” Pungkasnya mengelak.
“tanda cinta ? sayang ?, omong kosong…, aku yakin seyakinnya yang meminta dan melakukannya hanya atas dasar “NAFSU”. Mungkin saat ini kamu bisa mengatakan demikian, tetapi ingatlah yang menentukan hidupmu berkualitas bukan siapa-siapa akan tetapi dirimu sendiri. hargailah perempuan, jagalah mereka selayaknya kamu menjaga ibumu,” jawabku yakin.
Remaja saat ini menganggap bahwa ketika tidak melakukan hal tersebut kita tidak “Gaul”, kita tidak “sayang dan cinta” sama pasangan kita, dan masih banyak lagi anggapan yang justru malah makin menjerumuskan mereka. Tapi terserahlah yang pasti melalui tulisanku ini aku sudah berusaha mengingatkan.
Hem, laki-laki sejati, laki-laki romantic, laki-laki kuat, dan laki-laki idaman adalah laki-laki yang bisa dengan cara sejati, dengan cara romantis mengungkapkan kebenaran atas perasaannya, serta kuat menahan “nafsu”-nya, kuat menjaga “iman”-nya, kuat bertanggung jawab dan aku yakin dia akan menjadi laki-laki idaman bagi perempuan manapun.
Biarkan yang lain mengatakan kita tidak “Gaul”, “Kuper”, “Tolol”, ataupun hinaan sekeji apapun, namun yang harus dibanggakan adalah orang tercinta kita “SANGAT YAKIN” memilih kita sebagai teman hidup lahir batin.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar