Pacaran
?, Ciuman ?, atau apalah itu yang dianggap oleh para remaja saat ini hal yang
biasa. Mungkin bagi kebanyakan orang fenomena tentang pacaran, ciuman, pelukan,
dan sejenisnya adalah sesuatu yang biasa dan sangat umum terjadi diantara
sepasang kekasih.
Kebiasaan tersebut muncul karena banyak faktor. Misal saja televisi, internet, pergaulan, dan lain sebagainya. Bagi aku yang bisa dikatakan masih anak muda (udah merasa semakin tua kaleee…) hal tersebut merupakan faktor-faktor yang mempunyai peluang yang sangat besar mencuci otak remaja-remaja di Indonesia. Media yang seharusnya memberikan pendidikan, informasi, dan hiburan yang selayaknya memberikan dampak positif bagi penonton malah memberikan suatu pengaruh negatif yang lambat laun akan menghancurkan Negara ini mulai dari generasi mudanya.
Kebiasaan tersebut muncul karena banyak faktor. Misal saja televisi, internet, pergaulan, dan lain sebagainya. Bagi aku yang bisa dikatakan masih anak muda (udah merasa semakin tua kaleee…) hal tersebut merupakan faktor-faktor yang mempunyai peluang yang sangat besar mencuci otak remaja-remaja di Indonesia. Media yang seharusnya memberikan pendidikan, informasi, dan hiburan yang selayaknya memberikan dampak positif bagi penonton malah memberikan suatu pengaruh negatif yang lambat laun akan menghancurkan Negara ini mulai dari generasi mudanya.
Dulu
saat aku masih duduk di sekolah menengah atas, pacaran adalah sesuatu yang
harus dilakukan sebagai apresiasi diri bahwa kita mempunyai suatu nilai positif
(kebanggaan) bahwa kita masih laku dan layak disukai oleh lawan jenis kita.
Meski sebenarnya hal tersebut kurang penting untuk dilakukan karena terkesan
dipaksakan oleh keadaan. Bagi aku seusia itu cukup menyenangkan bisa mengalami
“pacaran”. Tetapi saat itu aku berpegang teguh pada prinsipku bahwa hanya akan
melakukan hubungan pacaran selayaknya persahabatan yang berkomitmen (tidak
saling menyakiti dan mengkhianati), tanpa ada embel-embel ciuman ataupun
sejenisnya.
“say
no to kiss or hugs”, kata-kata inilah yang harus aku taruh dalam-dalam di lubuk
hati. Bagiku ketika melakukan hal tersebut sama halnya aku menghancurkan masa
depanku dan masa depan cewek yang aku sayangi. Misal ketika aku mencium ataupun
memeluknya, sama saja aku mengambil sesuatu yang sangat berharga bagi seorang
gadis. Meskipun di penelitian manapun mengatakan mencium ataupun memeluk dan
sejenisnya tidak menyebabkan “Kehamilan”, tapi bagiku hal tersebut bukan sebuah
patokan yang bisa aku pegang untuk melakukan hal yang aku pikir tidak senonoh.
Dulu
aku pernah di olok-olok karena prinsipku itu, ada seorang teman mengatakan
“akh… buat apa pacaran kalo kamu g pernah ciuman atau pelukan ?,” ungkapnya
dengan sinis.
Tapi
aku berbalik bertanya, “buat apa kamu
menyayangi dan mencintai pacarmu, jika kamu sebagai seorang laki-laki yang
seharusnya menjaga dirinya dan hartanya yang paling berharga malah merenggutnya
meski nyatanya kalian sama mau, tapi apakah kamu bisa jamin dia adalah jodohmu
kelak. Apakah kamu pernah membayangkan jika istrimu nanti telah diciumi,
dipeluk oleh orang lain, seperti yang kamu lakukan pada pacarmu saat ini ?”.
“Tapi
itukan tanda sayang dan cinta ?, memangnya siapa yang peduli dengan semua
itu?,” Pungkasnya mengelak.
“tanda
cinta ? sayang ?, omong kosong…, aku yakin seyakinnya yang meminta dan
melakukannya hanya atas dasar “NAFSU”. Mungkin saat ini kamu bisa mengatakan
demikian, tetapi ingatlah yang menentukan hidupmu berkualitas bukan siapa-siapa
akan tetapi dirimu sendiri. hargailah perempuan, jagalah mereka selayaknya kamu
menjaga ibumu,” jawabku yakin.
Remaja
saat ini menganggap bahwa ketika tidak melakukan hal tersebut kita tidak
“Gaul”, kita tidak “sayang dan cinta” sama pasangan kita, dan masih banyak lagi
anggapan yang justru malah makin menjerumuskan mereka. Tapi terserahlah yang
pasti melalui tulisanku ini aku sudah berusaha mengingatkan.
Hem,
laki-laki sejati, laki-laki romantic, laki-laki kuat, dan laki-laki idaman
adalah laki-laki yang bisa dengan cara sejati, dengan cara romantis
mengungkapkan kebenaran atas perasaannya, serta kuat menahan “nafsu”-nya, kuat
menjaga “iman”-nya, kuat bertanggung jawab dan aku yakin dia akan menjadi
laki-laki idaman bagi perempuan manapun.
Biarkan
yang lain mengatakan kita tidak “Gaul”, “Kuper”, “Tolol”, ataupun hinaan sekeji
apapun, namun yang harus dibanggakan adalah orang tercinta kita “SANGAT YAKIN”
memilih kita sebagai teman hidup lahir batin.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar