Sabtu, 07 Juli 2012

TEPAT WAKTU DAN DISIPLIN ? SIAPA TAKUT ???


Aku sangat menyadari ketakutanku kali ini sangat menyidihkan dan memalukan. Belum melakukan sudah merasa takut inilah itulah, toh sebenarnya semua itu belum tentu akan terjadi. Tapi aku memahaminya sebagai dinamika hidup yang akan selalu mengalami pasang surut selayaknya air laut. Aku tahu apa yang telah aku lakukan telah membuat banyak orang kecewa padaku. Tak sedikitpun dalam batin maupun benakku terfikir bahwa akan melakukan kebodohan ini.
Menunda-nunda sungguh membuatku terlatih menjadi orang malas dan tak bergairah melakukan sesuatu. Tidak ada misi dan visi yang jelas ketika setiap hal yang akan dilakukan selalu ditunda. Jika nyatanya sekarang, detik ini kamu bersemangat maka lakukanlah, jangan menunda-nunda karena belum tentu juga nantinya kalian akan mendapatkan Feel yang sama seperti saat ini.
Aku masih ingat dulu ketika masih duduk di tingkat SD, SMP dan SMA. Saat itu, disiplin sangat diterapkan oleh ibuku kepada anak-anaknya. Misalnya saja ketika berangkat sekolah harus pukul 06.00, tidak seperti anak lainnya yang biasa berangkat maksimal pukul 06.45. Bagi Ibuku membiasakan hidup disiplin adalah sebuah keharusan, karena kualitas kita sebagai manusia dapat dilihat dari bagaimana orang itu dapat menghargai dirinya sendiri dan waktu.
Menghargai diri sendiri dan waktu yang dimaksud adalah ketika kita bisa tepat waktu dalam berbagai hal, maka orang lain akan menghargai kinerja kita dengan berbagai penghargaan. Dengan tepat waktu diri kita akan terlatih menjadi individu yang professional, kreatif, cepat, terampil, ulet, dan lain sebagainya.
Memang pada umumnya banyak yang beranggapan orang-orang yang disiplin, ibarat orang yang sok sibuk, sok penting, sok tepat waktu, dan sok-sok yang lain juga. Terlambat sudah menjadi sesuatu yang biasa terjadi, tanpa ada perbaikan secara personal untuk sekedarnya dapat tepat waktu di kemudian hari. Jikalau semua Indonesia dapat menerapkan tepat waktu, maka kata Menunggu dan terlambatakan jarang terdengar ditelinga kita. Dan mungkin saja kata MAAF pun hanya berlaku untuk menunjukkan rasa bersalah lainnya bukan karena terlambat.
Skripsi ibarat sebuah boomerang bagi setiap mahasiswa yang sedang menempuhnya. Contohnya aku ini, karena takut ini, takut itulah membuat hingga detik ini bisa dikatakan hanya bisa DIAM TANPA KATA *DMassive kale!!!*, hihihihi
Bagaimana tidak? 3 kali mengajukan judul, tiga-tiganya ditolak. Awalnya aku merasa sangat down, lemah, bodoh dan memalukan. Tapi Alhamdulillah aku berfikir, memang judul-judul yang aku ajukan terkesan hanya sekedarnya saja, dan aku percaya apa yang telah diputuskan oleh DOsen-dosen pembimbingku adalah yang terbaik bagiku nantinya.
Hingga kurun waktu 3 bulan aku hanya berkecimpung mencari, dan memilih-memilah judul di tumpukan jerami ketidakberdayaanku itu. Tapi seiring berjalannya waktu aku kembali menata tetesan-tetesan semangat dan asa yang telah lama bobrok karena perasaan buruk tadi. Dan yang pasti kini aku ingin memperbaiki semuanya.
Aku teringat kata-kata salah satu dosen pembimbingku dalam sebuah pertemuan salah satu organisasi yang aku ikuti yang intinya adalah jangan pernah menghina apa yang ada di diri kita. Ibaratnya, kita tidak boleh menganggap kita lemah, bodoh, jelek atau apapun itu yang bersifat negative tentang kita. Karena setiap manusia memiliki kelebihan dan kekurangannya masing-masing.
Selanjutnya, Meski nyatanya aku tak bisa lulus tepat waktu tapi aku masih bisa lulus pada waktu yang tepat, kata Ditalia teman seangkatanku yang telah menyandang Sarjana IKom terlebih dahulu. Tapi bagiku kata-kata itu dapat aku pahami dari berbagai sisi, yakni positif dan negative. Positifnya aku tak perlu rendah diri karena tak bisa tepat waktu lulus, tetapi negatifnya jika aku menyerap mentah-mentah kata-kata itu justru aku akan kembali menunda-nunda melakukan skripsiku karena menunggu waktu yang tepat untuk lulus.  Alhamdulillah, aku masih dapat berfikir jernih, bahwa waktu yang tepat itu adalah setiap waktu yang kita lewati. Entah itu detik ini, esok ataupun kapanpun. Yang pasti aku melakukan skripsi dengan enjoy dan fun.
Kali ini aku menyadari selama kuliah, tepat waktu dan disiplin sangat sulit aku jalani. Jika dulu aku berangkat sekolah satu jam sebelum aktivitas belajar mengajar dimulai, maka di saat kuliah 15 menit sebelum perkuliahan dimulai, meski terkadang terlambat. Selain itu, bangun pagi dulu adalah kaharusan, maka ketika kuliah adalah kondisional. Jika kuliahnya pagi, ya bangun pagi jika siang maka bangunnya siang pula, dan jika sore, maka ? pikirin aja sendiri.
Hem, mungkin itu saja yang bisa aku tulis mengenai tepat waktu dan disiplin. Tetapi jangan ambil negatifnya ya, tapi positifnya. Lakukan yang terbaik untuk mendapat hasil yang terbaik pula.
Hingga tulisan ini diturunkan penulis juga sedang menerapkan hidup tepat waktu dan disiplin. Dan jika berjumpa dan penulis melakukan keterlambatan serta tidak disiplin maka hal itu dilakukan bukan atas dasar niat belaka akan tetapi ketidaksengajaan. Penulis berharap tulisan diatas dapat membawa berbagai manfaat bagi pembaca. AMien

Tidak ada komentar:

Posting Komentar